Senin, 05 Desember 2011

8 Pengertian cinta dalam Al-Qur`an

Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1. Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat. 

3. Cinta Mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta Syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta Ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta Shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)

7. Cinta Syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta Kulfah, yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Salam Cinta,

Kamis, 01 Desember 2011

4 Kunci Sukses dalam Percintaan

Membina hubungan asmara agar selalu langgeng dan sukses ke jenjang pernikahan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan proses panjang yang melibatkan sikap saling pengertian, kasih sayang, kedewasaan emosi dan saling menghargai. Seperti dikutip dari Your Tango, berikut ini4 kunci menuju kesuksesan dan kelanggengan hubungan asmara.

1. Perlakukan Pasangan & Diri Sendiri dengan Baik
Perlakukan kekasih Anda dengan baik jika ingin membina hubungan asmara yang langgeng dan berlanjut ke jenjang pernikahan. Ucapkan kalimat-kalimat yang baik, lihat si dia dengan tatapan tulus, mau mendengarkan pendapat satu sama lain dan selalu berpikiran positif terhadap pasangan. Saat ada masalah, bersabarlah dan bicarakan baik-baik. Jangan mencoba mengontrol pasangan dengan kemarahan, kritik, selalu menyalahkan atau penghakiman.

2. Tidak Menumpahkan Kemarahan pada Pasangan
Saat hubungan didera masalah yang membuat Anda marah, sakit hati, cemas, depresi, malu atau kesal, jangan tumpahkan semua kesalahan pada pasangan. Coba analisa, apa faktor utama yang menyebabkan permasalahan di antara kalian. Mungkin kesalahan tidak seratus persen ada pada pasangan, tapi karena sikap atau pemikiran negatif Anda sendiri. Jika persoalan tidak juga terselesaikan berdua saja, minta bantuan orang lain sebagai penengah. Tapi sekali lagi ingat, jangan membuat seolah-olah si dia pihak yang disalahkan di depan orang lain.

3. Bisa Menghargai Waktu Pasangannya
Saat menjalin hubungan asmara, kadang tidak harus semua waktu diluangkan untuk berduaan saja. Ada kalanya mereka butuh waktu untuk sendiri dan berkumpul bersama teman-temannya. Memberikan ruang dan waktu bagi pasangan untuk menikmati 'me time' adalah tindakan yang bijaksana dan dewasa dalam percintaan. Jangan memaksa atau mengekang pasangan untuk selalu menemani Anda kapan dan di manapun. Beri dia sedikit ruang untuk beradaptasi dengan 'atmosfer' lain di luar dunia Anda berdua. Begitu pun sebaliknya. Beri waktu bagi diri Anda sendiri untuk bersosialisasi dengan teman atau rekan kerja.

4. Menjaga Diri dan Pasangannya
Ketika dua orang sangat peduli satu sama lain, mereka tidak akan berbuat sesuatu yang membuat pasangannya khawatir. Menahan diri agar tidak terlibat perkelahian, tidak ngebut saat mengedarai motor, tidak minum alkohol dan tidak merokok, bisa menjadi bentuk kepedulian seseorang terhadap kelanggengan hubungan asmaranya. Dengan menjaga dirinya sendiri, berarti secara tidak langsung dia sudah menjaga perasaan pasangan yang dicintainya.